Pesta Pembaptisan Tuhan

Top Right Image

Gambar 1: Mimbar Minggu

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Pesta Pembaptisan Tuhan mengakhiri masa Natal dalam kalender liturgi dan memulai masa biasa. Selama masa Natal kita merenungkan peristiwa inkarnasi, Kelahiran Yesus, Pesta Keluarga Kudus, dan Epifani. Pada hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Yesus, menjadi permulaan Yesus memulai karya-Nya di hadapan umum dan secara liturgi memasuki masa biasa. Yesus memulai pelayanan-Nya dengan pembaptisan, yang merupakan tindakan solidaritas yang mendalam terhadap umat manusia yang telah jatuh dalam dosa. Dengan menundukkan kepala-Nya yang  suci untuk menerima baptisan, Yesus menyatukan diri dan keilahian-Nya dengan semua orang yang memilih untuk dibaptis.


Yohanes Pembaptis berkhotbah di padang gurun dan menawarkan baptisan pertobatan, dan Yesus dengan bebas memilih menerima baptisan dari Yohanes Pembabtis. Yesus, tentu saja, tidak perlu menyesali apa pun. Dia tidak berdosa. Mengapa Dia melakukan itu? Yesus memilih untuk menyatukan diri-Nya dengan umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, bahkan sampai menanggung segala dosa manusia. Dia merendahkan diri, membiarkan diri-Nya diidentifikasi sebagai orang berdosa yang memerlukan pertobatan. Hal ini dilakukan karena kasih dan kerinduan-Nya untuk menjadi satu dengan kita sehingga kita dapat menjadi satu dengan-Nya dalam persekutuan dengan Bapa dan Roh Kudus.


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Sakramen baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Katekismus Gereja Katolik Nomor 1213 menyatakan Pembaptisan suci adalah dasar seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam roh (vitae spiritualis ianua) dan menuju sakramen-sakramen yang lain. Oleh pembaptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai putera-puteri Allah; kita menjadi anggota-anggota Kristus, dimasukkan ke dalam Gereja dan ikut serta dalam perutusan-Nya: Pembaptisan adalah sakramen kelahiran kembali oleh air dalam Sabda. Selanjutnya pada nomor 1253 dikatakan, “Pembaptisan adalah sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. Iman yang dituntut untuk pembaptisan, tidak harus sempurna dan matang; cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang. Kepada para katekumen atau walinya disampaikan pertanyaan, “Apa yang kamu minta dari Gereja Allah?” Dan Ia menjawab, “Iman”.


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Apa pesan bagi kita dari Pesta Pembaptisan Tuhan yang kita rayakan hari ini? 

Baptisan Yesus mengingatkan kita akan identitas kita. Melalui Pembaptisan kita diangkat menjadi putra dan putri Allah, saudara dan saudari Yesus, anggota Gereja-Nya, dan bait suci Roh Kudus. Kita menjadi bagian dari Gereja, Tubuh Kristus, dan mengambil bagian dalam imamat Kristus. Dengan identitas ini, maka kita diingatkan akan tugas dan misi kita sebagai pengikut Kristus. Misi kita adalah, pertama, dengan kehadiran Allah di dalam diri kita,  kita mengakui martabat kita sendiri sebagai anak-anak Allah dan menghargai kehadiran Ilahi dalam diri orang lain dengan menghormati, mengasihi, dan melayani sesama dengan kerendahan hati; Kedua, kita hidup sebagai anak-anak Allah dalam pikiran, perkataan, dan tindakan sehingga Bapa Surgawi dapat mengatakan kepada kita masing-masing apa yang Dia katakan kepada Yesus: "Engkaulah putra/putriku yang Kukasihi dan Aku berkenan; Ketiga, menjalani kehidupan kristiani yang kudus dan tidak menajiskan tubuh kita (bait Roh Kudus dan anggota Tubuh Yesus) dengan kenajisan, ketidakadilan, intoleransi, iri hati, dan kebencian; Keempat, setiap hari bertumbuh dalam keintiman dengan Tuhan melalui doa pribadi dan keluarga, dengan membaca Sabda Tuhan, dengan berpartisipasi dalam Misa Kudus, dan menerima sakramen rekonsiliasi; Kelima menjadi rekan penciptaTuhan dalam membangun “Kerajaan Allah” di bumi, kerajaan penuh keadilan dan kasih, serta menjadi garam dan terang dunia. Hidup beriman konkretnya berarti ikut sadar seperti Yesus sendiri, yaitu selalu ikut prihatin terhadap orang lain. Iman sejati adalah suatu rasa tanggung jawab seperti Kristus terhadap kepentingan umum. Bukan hanya bersifat perorangan, yaitu tanggung jawab atas diri sendiri saja, tetapi sekaligus hubungan kita dengan sesama.


Akhirnya, sebagaimana Yesus yang memulai karya-Nya sesudah dibaptis, kita yang telah menjadi pengikut Kristus karena pembaptisan juga mengambil bagian dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dunia. Ini adalah hari bagi kita untuk mengingat rahmat yang telah kita terima dalam pembaptisan dan memperbarui janji-janji pembaptisan kita. Marilah kita bersyukur kepada-Nya atas hak istimewa untuk bersatu dalam misi-Nya untuk memberitakan "Kabar Baik" melalui kehidupan Katolik yang inklusif dalam kasih, pelayanan, dan pengampunan.



Survey Kepuasan Website Ditjen Bimas Katolik

Jenis kelamin*

Berapa umur anda (tahun)*

Apa pekerjaan anda*

(1) Aparatur Sipil Negara (ASN), (2) Pegawai Swasta, (3) Wiraswasta, (4) Rohaniwan, (5) Pelajar, (6) Lainya

Menu apa yang paling sering anda akses?*

Bagaimana pendapat anda terkait Website Ditjen Bimas Katolik?*

😔 Sedih 😃 Senang

Seberapa besar anda ingin merekomendasikan Website Ditjen Bimas Katolik? *

👎 Tidak rekomendasi 👍 Rekomendasi

Menurut anda, apa yang perlu ditingkatkan pada Website Ditjen Bimas Katolik? (opsional)

Skytsunami