
Gambar 1: Pojok Renungan Harian Penyuluh Bimas Katolik
Dalam bacaan Injil hari ini diceritakan tentang Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Dalam masyarakat Yahudi waktu itu, penderita kusta dianggap najis. Orang yang bersentuhan dengan penderita kusta akan menjadi najis juga. Karena itu, mereka harus tinggal di luar kota agar masyarakat tidak tertular najis. Mereka tidak diizinkan mengikuti ibadah karena dianggap tidak bersih. Menyadari akan sakit yang diidapnya, orang kusta itu datang dan berlutut di hadapan Yesus lalu memohon agar disembuhkan. Ia tahu Yesus dapat menyembuhkannya.
Bagaimana sikap Yesus ketika berhadapan dengan orang kusta? Yesus tidak mengusir atau menjauh. Yesus justru menggerakkan tangan-Nya ke arah orang kusta itu lalu menyentuhnya. Mengapa Yesus mau menyentuhnya? Karena belas kasihan. Belas kasihan Yesus menyembuhkan dan mengalahkan segala-galanya.
Kisah dalam Injil ini mengajarkan kepada kita cara menyerahkan diri kepada Yesus, yaitu datang dengan rendah hati, berlutut di hadapan-Nya, dan memohon bantuan-Nya. Kita pun menaruh percaya akan kuasa-Nya, serta tunduk kepada kehendak-Nya. Kisah ini juga mengajarkan kepada kita bahwa permohonan yang paling manjur untuk mendapatkan belas kasihan dari Tuhan adalah permohonan berupa pengakuan iman dan penyerahan diri kepada Tuhan yang keluar dari hati yang terdalam.
Kisah ini pun mengajarkan kepada kita bahwa Yesus berkuasa dan bersedia mengatasi masalah kritis manusia. Kuasa dan kerelaan-Nya yang besar dapat menyembuhkan semua penyakit serta memulihkan relasi manusia dengan Allah dan sesama. Belas kasihan Yesus membawa orang yang terpinggirkan ke tengah-tengah peradaban manusia.
Kita dan orang-orang di sekitar kita mungkin ada yang sedang menderita penyakit kritis, atau sedang mengalami masa-masa kritis. Mungkin juga kita merasa sendirian tanpa ada yang peduli. Sabda hari ini berkata sebaliknya, Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Bahkan, Ia telah memberi diri-Nya sehingga yang terkucilkan disambut dalam kerajaan-Nya. Injil hari ini mengajarkan kepada kita pula bahwa kalau kita mau menerima anugerah dan belas kasihan dari Yesus, maka kita harus mengembalikan kehormatan dan kemuliaan kepada Dia dan menghampiri-Nya dengan rendah hati serta sikap hormat yang kudus.
Maka, mari kita hampiri takhta kasih karunia Allah. Nikmatilah kesembuhan dan pemulihan dari Dia yang berkuasa dan bersedia. Tuhan dengan senang hati memberikan kemurahan bagi orang yang bersedia menyerahkan diri kepada kehendak-Nya. Tanpa memiliki belas kasihan Yesus, kita tidak akan pernah menyentuh orang-orang yang terbuang dan terasing di tengah-tengah masyarakat kita.