IMAN YANG MENCARI PENGERTIAN

Top Right Image

Gambar 1: Pojok Renungan Harian Penyuluh Agama Katolik

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Judul renungan ini terinspirasi dari ajaran iman St. Anselmus dari Canterbury yang diterjemahkan dari bahasa Latin, yaitu fides quaerens intellectum. Sebelumnya St. Agustinus juga pernah mengungkapkan ajaran iman yang berbunyi “saya percaya supaya saya mengerti, bukan saya mengerti supaya saya percaya” (Credo ut intelligam, non intellego ut credam). Ajaran kedua tokoh besar dalam Gereja Katolik ini bermakna bahwa iman kepada Allah yang diwahyukan dalam Yesus Kristus mendorong seseorang untuk mencari pengertian yang lebih mendalam, karena itu orang beriman hendaknya memiliki kerinduan yang mendalam untuk memahami apa yang mereka percayai.


Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang perdebatan antara para penjaga Bait Allah dengan imam-imam kepala dan orang Farisi mengenai siapa diri Yesus sebenarnya. Selain itu, hadir tokoh Nikodemus yang membela Yesus di tengah perdebatan mereka. Yesus dengan segala kesaksian dan hal luar biasa yang Ia buat menimbulkan berbagai pertanyaan dan keheranan di hadapan para Farisi dan imam kepala. Lantas berbagai pertanyaan pun mereka persoalkan entah mengenai siapa diri Yesus yang sebenarnya sampai pada pertentangan tentang asal Yesus. Di sini, mereka bukannya lebih heran atau takjub akan ajaran iman-Nya, tetapi pada latar belakang diri Yesus. Mereka lebih mempersoalkan yang lahiriah dari pada memperdalam ajaran Yesus (imaniah). 


Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Apa yang dapat kita petik dari bacaan Injil hari ini? Berikut beberapa refleksi yang dapat memperdalam iman kita. Pertama, kita tidak berhenti pada mengetahui Yesus, tapi juga mengimaninya. Menjadi orang Katolik tidak sekadar mengetahui dan mengenal tentang Yesus secara lahiriah. Para Farisi dan imam kepala datang kepada Yesus hanya untuk sekadar mengetahui siapa itu Yesus. Mereka berhenti dalam gerakan pengetahuan. Kita seharusnya selalu ada dalam gerakan iman. Gerakan iman pada Kristus akan memprakarsai keinginan mengenal dan memahami Allah dan apa yang kita imani tentang-Nya. Benar bahwa iman adalah suatu anugerah yang dengan misterius bekerja di dalam hati seseorang. Di dalam iman yang sudah ada itu kemudian orang berusaha untuk mencari pengertian akan yang diimaninya (Porta Fidei no. 10). Inilah khazanah kita orang beriman yang adalah makhluk peziarah yang selalu mencari kepuasan untuk mengelah Allah yang penuh misteri. Ungkapan “iman yang mencari pengertian” mendorong kita untuk tidak habis-habisnya membuka keingintahuan yang lebih mendalam tentang misteri Allah. 


Kedua, iman akan Kristus yang menyelamatkan. Inilah model iman dari Nikodemus. Pengalaman iman Nikodemus ketika bertemu Yesus membawanya pada pengertian iman yang sesungguhnya. Iman sejati akan Kristus tidak sebatas mengenal Allah. Seperti Nikodemus, kita yang beriman kepada Allah harus selalu rindu untuk lebih memahami apa yang kita percayai. 


Perjalanan dan perjuangan hidup kita orang beriman tidak berhenti pada satu titik, yaitu iman pada Allah. Kita yang telah mengenal dan mengimani Allah selalu terbuka kemungkinan untuk semakin mencari misteri Allah dalam hidup ini. Iman mendorong kita yang percaya untuk mencari pengertian demi kebahagiaan mengenal Allah dan mengasihi-Nya. Mari, di dalam bingkai iman itu, kita selalu mencari pengertian akan Allah dalam pengalaman hidup kita masing-masing.

Survey Kepuasan Website Ditjen Bimas Katolik

Jenis kelamin*

Berapa umur anda (tahun)*

Apa pekerjaan anda*

(1) Aparatur Sipil Negara (ASN), (2) Pegawai Swasta, (3) Wiraswasta, (4) Rohaniwan, (5) Pelajar, (6) Lainya

Menu apa yang paling sering anda akses?*

Bagaimana pendapat anda terkait Website Ditjen Bimas Katolik?*

😔 Sedih 😃 Senang

Seberapa besar anda ingin merekomendasikan Website Ditjen Bimas Katolik? *

👎 Tidak rekomendasi 👍 Rekomendasi

Menurut anda, apa yang perlu ditingkatkan pada Website Ditjen Bimas Katolik? (opsional)

Skytsunami