
Gambar 1: Pojok Renungan Harian Penyuluh Agama Katolik
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Pengalaman sakit adalah pengalaman yang tidak enak karena kita tidak dapat melakukan segala sesuatu secara bebas atau leluasa. Ada satu kisah nyata, seorang ibu jatuh terserempet motor, yang mengakibatkan dirinya harus duduk di kursi roda selama kurang lebih satu tahun. Ibu tersebut tidak dapat berbuat apa-apa. Dia butuh orang lain untuk membantunya. Dalam pikirannya, ia merasa telah menyusahkan orang lain. Banyak pikiran negatif yang terlintas dalam benaknya. Ada rasa kecewa, marah, putus asa, dan bahkan tidak mau menerima kenyataan yang dialaminya.
Pada suatu saat, kami mengunjungi ibu tersebut. Dalam perjumpaan itu, ibu tersebut mengungkapkan rasa kekecewaan atas apa yang dialaminya. Sebagai orang beriman, kami memberikan penguatan dan motivasi kepada ibu itu untuk membawa semua yang ia alami dalam doa, sehingga ikhlas menerima kenyataan yang ia alami. Namun ibu tersebut menolak, dengan mengatakan bahwa, “Saya ini tidak bisa jalan. Saya ini di kursi roda dan merepotkan orang lain. Bagaimana saya bisa ikhlas? Bagaimana saya bisa bersyukur?”
Sebagai manusia, kami memahami perasaan ibu tersebut. Namun kami tetap memberikan penguatan dan motivasi iman. “Ibu harus bersyukur bahwa ibu masih diberi kesempatan untuk hidup walaupun belum bisa berjalan. Ibu butuh kesabaran, doa, dan terus berdoa adalah kekuatan yang bisa memulihkan keadaan ibu seperti sediakala.” Masukan ini ternyata diterima. Akhirnya dengan berjalannya waktu, ibu tersebut bisa pulih kembali seperti sediakala.
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Kisah nyata di atas mau menunjukkan bahwa manusia tidak dapat mengandalkan dirinya sendiri. Manusia butuh orang lain dan Tuhan. Tuhan hadir untuk membantu kita melalui orang lain. Bacaan Injil hari ini mau mengatakan bahwa para murid juga butuh Yesus dalam melakukan suatu mukjizat dan Yesus sudah memberikan kemampuan kepada para murid-Nya untuk mengusir roh jahat. Namun, kali ini mereka gagal mengusir roh jahat dalam diri seorang anak sehingga menimbulkan perdebatan. Bahkan ayah dari anak yang kerasukan itu dalam keraguan memohon kepada Yesus, “Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Keraguan ini muncul sebagai akibat dari para murid Yesus yang gagal menyembuhkan anaknya, dan kecemasan, serta putus asa karena penyakit yang diderita oleh anaknya sejak kecil.
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,Kehadiran Yesus membawa harapan baru bagi ayah dari anak tersebut. Yesus berkata, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Perkataan ini telah membangkitkan rasa percaya sang ayah dengan berteriak, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” Kepercayaan sang ayah kepada Yesus membuat anaknya sembuh.
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Sikap ragu-ragu atau kurang percaya kepada penyelenggaraan Tuhan yang dialami oleh ibu dalam kisah nyata di atas dan juga yang dialami oleh ayah yang anaknya sakit dalam Injil hari ini, juga sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman tersebut menegaskan kepada kita bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Namun yang dituntut dari kita adalah percaya kepada Tuhan dalam situasi apa pun. Tuhan tidak pernah meninggalkan dan melupakan kita. Sebaliknya, kita sering melupakan Tuhan bahkan kita tidak setia karena tawaran duniawi yang membutakan mata hati kita untuk melihat kehadiran Tuhan dalam diri orang lain.
Semoga renungan ini mengingatkan kita semua untuk tetap percaya dan menggantungkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, demi menemukan keselamatan sejati. Amin.