
Gambar 1: Pojok Renungan Harian Penyuluh Agama Katolik
Saudaraku terkasih dalam Tuhan,
Baru beberapa hari kita memasuki masa Prapaskah. Pada waktu ini, kita diajak untuk mengubah cara pandang kita terhadap mereka yang berbeda dengan kita, entah beda keluarga, daerah, warna kulit, bahasa, dan adat, serta beda agama. Pendek kata, mereka yang ‘lain’, yang ‘bukan kelompok kita’, yang dipandang ‘musuh’ kita, mereka ini kita terima sebagai sahabat-sahabat kita, sebagaimana kita belajar dari Allah Bapa yang tidak membeda-bedakan, tetapi ‘Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang ‘tidak benar’.
Dalam Injil, Yesus dan para murid-Nya dipandang tidak tepat duduk makan bersama para pemungut cukai. Dalam konteks saat itu, mereka dianggap setara dengan orang-orang kotor dan berdosa oleh masyarakat Yahudi. Mereka dianggap sebagai penghianat bangsa karena mereka keturunan Yahudi tetapi bekerja sebagai antek pemerintah Romawi untuk mengumpulkan pajak dari orang-orang Yahudi. Karena itu, tidak heran jika mereka dibenci dan dikucilkan oleh masyarakat Yahudi.
Bisa saja dalam diri si Lewi, yang termasuk dalam kelompok ini, punya kerinduan yang besar untuk berubah dari kehidupannya yang lama. Dia sangat tidak nyaman dengan keadaannya seperti itu dan menginginkan cara hidup yang baru sehingga ketika Tuhan Yesus memanggilnya, tanpa berpikir lama dia langsung meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus. Sebagai ekspresi kerinduan yang sudah lama dinantikan, yaitu kehadiran Yesus dalam hidupnya, dan berkat yang diterima melalui pemanggilan tersebut, dia mengadakan suatu perjamuan besar di rumahnya dan bahkan sejumlah besar orang hadir pada saat itu.
Inilah cara Tuhan memanggil dan memakai kita menjadi alat di tangan-Nya. Kita mungkin punya masa lalu yang tidak baik yang membuat kita dibenci, dijauhi, atau dikucilkan oleh keluarga, tetangga, atau bahkan masyarakat. Tetapi sabda Tuhan hari ini mengingatkan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Jadi, jangan putus asa dan kecewa, Tuhan selalu membuka pintu kerahiman-Nya bagi kita yang mau datang kepada-Nya, bertobat meninggalkan segala kefasikan dan dosa. Sekelam apa pun masa lalu kita, yakinlah bahwa di dalam Yesus kita akan diterima, diobati, dan dipulihkan untuk menjadi manusia yang baru penuh harapan dan kemenangan di masa depan. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Apabila semua terjadi, itu semata-mata adalah kasih karunia Allah. Syukurilah bahwa hidup kita sangat berharga di mata Tuhan. Selamat menjalani dan memaknai masa retret agung Prapaskah ini.